Sabtu, 01 Juni 2013

Beberapa Posisi Kama Sutra Yang Wajib Dicoba


Mari mengawalinya dengan posisi misionaris berikut ini. Posisi yang disebut oleh Cosmpolitan sebagai 'reach for the heaven' ini adalah pengembangan dari posisi misionaris, di mana kedua lengan diangkat dan ditempelkan di atas tembok/kepala ranjang dengan sedikit ditekan. Tujuannya adalah agar penetrasi lebih dalam, dan jangan segan-segan menggoyangkan pinggul untuk menggapai orgasme yang lebih cepat.
Plus:
Posisi ini membuat suami mudah menentukan seberapa cepat penetrasi dilakukan. Selain itu Anda juga dapat merasakan kedekatan yang lebih karena tubuh benar-benar bergesekan satu sama lain. Posisi intim yang satu
ini memudahkan Anda untuk tetap berkomunikasi dan berciuman.


Tingkat kesulitan posisi ini 'MEDIUM' karena dibutuhkan kerja sama antara suami dan Anda. Posisikan Anda dalam tubuh telungkup, angkat sedikit pinggul dan pantat agar suami dapat dengan mudah melakukan penetrasi.
Plus:
Posisi ini memberikan kenikmatan yang maksimal hampir seperti posisi doggy style, hanya saja Anda akan merasa lebih nyaman karena dapat berbaring dalam posisi telungkup. Membuat durasinya lebih lama ketimbang doggy style.


Adalah posisi seks yang sangat memudahkan Anda untuk tetap berkomunikasi dengan suami. Posisi ini adalah saat suami duduk dengan nyaman, dan Anda duduk di atas pangkuan menghadap padanya. Di sini Anda dan dia dapat bekerja sama dengan baik, dan Anda dapat menentukan kecepatan permainan. Sementara itu suami juga dapat memainkan kedua bukit kembar.
Plus:
Posisi ini membuat keduanya dapat bergantian menentukan permainan, kekuatan dan durasi. Tidak ada salah satu yang dominan, dan penetrasi dapat dilakukan dalam dan nyaman.




Adalah posisi kreasi dari woman on top, di mana Anda akan duduk di atas suami. Posisi Anda memunggungi suami dan bertumpu pada kedua tangan seperti posisi saat push up. Di sini, Anda bisa mengontrol kecepatan dan durasi sehingga klimaks dapat dicapai bersama-sama.
Plus:
Posisi ini membuat Anda tetap nyaman dan tidak terburu-buru mencapai klimaks.



Ada dua gaya yang langsung bisa dipraktekkan di dalam posisi ini. Yang pertama adalah posisi leg lock. Anda duduk di atas meja dan suami dalam posisi berdiri. Lingkarkan kedua kaki pada pinggul suami. Sementara tangan Anda bisa bergerak bebas, berpegangan pada meja atau memainkan kedua bukit kembar.
Posisi ini dilanjutkan dengan Amazing Butterfly, di mana Anda telentang di atas meja. Salah satu kaki atau keduanya di angkat di atas bahu suami.
Plus:
Permainan ini bisa dilakukan di dapur atau ruang kerja suami. Tidak harus melulu bosan di dalam kamar, sehingga memberikan sebuah pengalaman baru yang membuat suami ketagihan.


Adalah posisi misionaris dengan meletakkan bantal di bawah pinggul sehingga memudahkan penetrasi yang lebih dalam. Di sini, kedua kaki telentang, dan dibuka. Posisikan ketinggian bantal sekitar 45 derajat. Pegang punggung suami dan nikmati rangsangan klitoris yang menyenangkan di posisi ini.
Plus:
Gerakan ini sangat lembut namun memberikan kenikmatan bagi keduanya sehingga mencapai klimaks secara perlahan dan puas.


Adalah gerakan woman on top di mana Anda duduk di atas suami dengan posisi berhadapan. Di sini Anda yang lebih banyak memegang kendali, sehingga Anda dapat menentukan kecepatan penetrasi dan gerakan.
Plus:
Gerakan ini aman untuk dilakukan para pemula. Memberikan kemudahan penetrasi dan membuat kedua pasangan lebih intim.
Posisi mana terlebih dahulu nih yang akan Anda coba malam ini?



Semoga tips atas bermanfaat bagi semua.




Foto artis cantik dan seksi Andrea Dian











Cerita Dewasa : Balas Budi Untuk Papa


Kisah ini benar benar nyata terjadi padaku, peristiwa ini bermula ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMU, tepatnya saat hari ulang tahunku. Oh iya sebut sja namaku reyna dengan tinggi 160 cm, bb 45kg,pinggang 28cm dan bra 36A di padu dengan kulitku yang putih mulus, banyak cowo cowo di sekolahku yang ingin jadi pacarku. Malam itu aku dan papa pulang dari resto tempat kami makan, papa langsung nonton tv danaku pergi ke kamar untuk ganti baju. Di rumah hanya aku hanya tinggal sama papaku, pembantu, tukang kebun dan seorang satpam, mamaku meninggal saat aku kelas 1 SMP. Aku ganti baju tidur model terusan yang sangat tipis dengan penyangga d punggung yang kecil dan menggelantung hingga sebagian tetekku kelihatan. Aku turun kebawah berniat untu nonton tv, aku kaget...ternyata papa sedang nonton film biru, aku tak berani mendekat. Tapi karena aku belum pernah lihat film gituan, mebuatku untuk melihatnya walau dari kejauhan. Tiba tiba papa menolah kebelakang,,,dan akupun berniat naik,,baru satu langkah tiba tiba papa menegurku,,,hai rey......mau
kemana...ngggg....nggak pa....aku gugup. Sini temenin papa nonton,,,sebenarnya aku malu tapi juga masih penasaran..dan akupun melangkah mendekati papa dan duduk disampingnya. Papa langsung merangkulku da mencium keningku tanda dia syang sama aku. Kamu udah pernah liat film gignian rey...tanya papaku..bbbee....belum pa. Papa tersenyum sembari ngomong,temenin papa nonton biar tambah pengetahuan soal sex...aku cuma tersenyum malu. Entah kenapa jantungku berdetak kencang saat papa mencium keningku lagi dan tangan kananya menepuk nepuk pahaku pelan,seperti menenangkan anak kecil yang sedang menangis. Nyantai aja rey,,,ujar papaku,,,akupun melihat film itu adegan demi adegan,tak tahu kenapa aku merasa tubuhku agak sedikit panas dan sedikit rasa gatal di alat vitalku. Tangan papa mengelus elus pahaku yang putih mulus nyaris ke bagian pangkal paha atasku,aku melihat papa dan diapun cuma tersenyum. Dia mencium keningku lagi,akumemejamkan mataku,tanpa kusadari tangan kiri papa sudah neremas tetekku,,,ternyata udah gede ya rey....aku cuma tersenyum dan menundun malu,,,antara rasa malu dan nikmat yang belum pernah kurakan bercampur jadi satu,,entah kenapa aku diam dan nggak berontak dengan kenakalan papaku. Dia terus mengelus elus pahaku dan meremas remas tetekku,,,mmhhhhhhh........tiba tiba keluar gumaman dari mulutku...enak rey...ujarnya..aku hanya mengagguk..kuberanikan untuk menatapnya...dan diapun juga menatapku...tiba tiba..mmmhhhh...dilumatnya bibirku dengan lembut. Dimasukannya lidahnya dan dimainkan di dalam mulutku,,aku jadi gelagapan,,aku langsung mengimbanginya,,mmmhhhh....mmmhhh..mmhhh..kami saling berpagutan. Terasa tangan kanannya menelusup ke sela sela pahaku dan ternyata benar,,,diusapnya memekku dengan lembut yang masih terbungkus cd tipis,,,mmmmnnngghhhhh...aku melenguh saat jari tengah papa ditekan masuk ke memekku,,,terasa lembab celana dalamku. Papaku bangkit dan jongkok di depanku,,di jilatinya pahaku yang putih mulus dan disibakan bajuku keatas,,,terasa ada aliran listrik yang mengalir di tubuhku,,aku diam aja menerima perlakuan yang sebelumnya belum pernah aku terima seprti ini. Dipelerotkannya cd ku dan dilempar di depan tv....kututup memekku dengan tanganku,,,papaku tersenyum melihat kearahku,,,di tepisnya tanganku dan akupun tertunduk malu,,,papa memebuka lebar pahaku dan...langsung di jilatinya mekiku dengan ganas,,,mmmhhhh..ngghhhhhh....aku melenguh dan memejamkan mataku erat erat. Dari atas ke bawah di jilatinya mekiku,,,tubuhku bergetar...nnnggghhhhhh.....paaahhhhhhhhh.......hanya itu yang bisa terucap dari mulutku. Dia mencari cari sesuatu di mekiku dengan lidahnya,,,dandi berhenti saat lidahnya sudah menemukannya...ya....benjolan kecil seperti biji kacang jadi mainan lidahnya....nnnggghhhhhhh.....nghhhh.....aaakkkhhhhhhh......bergetar tubuhku tubuh ketika benda itu di di pilin pilin dengan lidahnya,,,di isap dan di gigit pelan dan aku merasakan ada sesuatu yang mau keluar,,,ooouuggghhhh.....paaaahhhhh.....reyhhhh....nnnaahhhhhh....mauuhhhhhh....diapun semakin menghisapnya dengan kuat aaakkkhhhhhh........piphhhh....pissshhhh.....tak lama kemudian seerrrrrrrrrr.......keluar cairan yang sangat banyak dari mekiku...tangan meremas sofa dengan kuat... Dan papaku menghisap danmenjilati cairan itu hingga bersih tanpa rasa jijik,,tubuhku lemas sekali,,,dengan mata sayu ku tatap dia...dia tersenyum padaku...enak rey..tanyanya..aku nggak bisa ngomong, cuma mengangguk saja. Papaku berdiri dan melepas semua pakiannya...sekarang dia bugil tanpa sehelai benangpun di tubuhnya,,terbelalak mataku ketika melihat penisnya yang besar dan panjang,,,,kutaksir panjangnya 20cm dengan diameter sekitar 5cm. Ditariknya tangan,,dan sekarang benda itu tepat di depan mukaku,,,dia memnuntu tanganku memegang penisnya,,aku ragu dantertunduk malu...tenang aja rey gak usah ragu...ujar papaku... Kupegang penisnya, dan benar saja,,terasa penuh di tanganku penis itu,,,kocokin dong rey....pinta papaku...akupun mengocoknya dengan pelan,,baru kali ini aku memegang penis laki laki,,dan punya papaku lagi....aku semakin penasaran dan terus kukocok penis itu,,saat itu sudah hilang akal sehatku.....ciumin dong rey..pinta papaku lagi....anggap aja es krim imbuhnya...dan dengan ragu akupun menciumi penis itu,,,kucium kepalanya...dan tanpa sadar lidahku seperti keluar sendiri.... Kujilati penis itu dan kulirik papaku,,,dia pejamkan matanya,,,oooggghhhh,,,yaaahhhhhh.....terus rey..enak banget...mmmhhhaaaakkkhhhhhh....ceracau papaku...ku coba memasukkan penis itu ke mulut mungilku dan benar saja mulutku tidak muat. Mhhh..rlprlprlprlp...keluar masuk penis itu di mulutku,,tapi hanya separo saja yang bisa masuk..kulirik papaku...dia merem melek dengan perlakuanku,,,dia menahan kepalaku dan melepaskan penisnya dari mulutku,,dia berjongkok dan langsung melumat bibirku dengan ganas,,,dan akupun mengimbangianya,,,,kami saling berpagutan sampai dia mendorong tubuh ku dengan lembut ke sofa dan bersandar di sofa itu....dia menarik tubuhku dan separo pantatku menggantung di ujung sofa,,,di bukanya kakiku lebar lebar,,jantungku semakin berdetak kencang...di usap usapkannya kepala penisnya di belahan mekiku dan tubuhkupun bergetar.... Dia mencoba memasukkan penisnya ke mekiku dan tak berhasil...kupejamkan mataku erat erat,,dia teru mencoba memasukkan penisnya dan akkkkhhhh.....sakit paaahhhhhh....pdahal baru kepalanya aja yang masuk,,,dan diapun terus menekan penisnya,,,kubuka mataku dan penis itu baru masuk separoh,,,terasa sakit sekali di mekiku... Dia berhenti dan melumat bibirku..kami saling membelitkan lidah kami..mmppphhhhhhh..tangannya meremas tetekku. Rasa sakit itu sedikit mereda...dinaikkannya bajuku hingga terlepas dan ditariknya ikatan bra-ku yang ada di punggungku,,di tubuhku hanya menempel bra yang udah melorot keperutku.... Di tariknnya penis itu dan ras sakit itu datang lagi aku meringis dan papaku tahu akan hal itu,,,di langsung meremas tetekku dan menjilati putingku,,,,aaaakkkkhhhhhh,,,,terasa nikmat sekali..dijilati digigit dan dihapnya kuat kuat putingku,,,,sembari dia memaju mundurkan penisnya,,,antara rasa sakit nikmat bercampur jadi satu,,,akh...akh...oooouuuugghhhhh....hhhhhhhhhhhh.....kulihat ada bercak darah di pahaku,,,,dengan irama agak cepat..papa terus menggenjotku,,,,kkkhhhh.....aaaakkkhhhhh....enak banget memekkmu sayang,,,,ceracau papaku,,,mataku terpejam dan rasa sakit itu sekarang menjadi rasa nikmat yang belum pernah kurasakan,,,,,ooooooggghhhhh....mmmhhhhhhhh....nnnnggghhhhhh....tubuhku melengking keatas....enak rey.hhhhh........enak paaahhhh....pikiranku sudadikuasai hafa nafsu....dia pun menghentikan gerakannya...dilepasnya penisnya dan membalikkan tubuhku,,,aku bertumpu dengan kedua lututku dan berpegangan sandaran sofa...dijilatinya pantatku sampai belahan pantaku..aku merasakan geli....aaakkkhhhh...dan terasa ada sesuatu menyeruak di mekiku,,,dan blessss...aaakkkkhhhhhh...dia langsung memaju mundurkan penisnya dengan cepat...akkkhhh....akh....akh...akhhhh.mmmmhhhhhhh.....papa mengentotku dari belakang sambil meremas remas pantatku,,,dan kurasakan ada sesuatu yang mau keluar dari mekiku,,,mekiku berdenyut denyut kencang dan,oooouuugggghhh,,,,paaaahhhhhh......piphhhh.....piiiissshhhhhhh.........aaaaaaaakkkkkkhhhhhhh.....tubuh ambruk menabrak sandaran sofa dan papa menghentikan gerakannya....tubuhku lemas,,tulangku serasa copot semua,,,,papa menelentangkan aku di sofa,,diangkatnya kaki kiriku ke atas sandaran sofa dan satu lagi di pahanya,,,dia menggosok gosokkan penisnya di mekiku,,ini membuat birahiku naik kembali,mmmhhhhh...mhhhh...hhhhhh.....oouugghhhhhh..dimasukannya penisnya dan langsung di genjotnya. Tak begitu cepat tapi iramanya sangat teratur,,,aaakkkhhhh...akh...akh.akhhhh.....tubuhku menggeliat serti cacing kepanasan,,,,mmmmhhhhh....aaaakkkhhhhh akkhhhh....aaakkkhhhh.....selang beberapa menit kembali serasa aku mau pipis dan aaaakkkkkkkhhhhhhhhhh........tubuhku bergetar lebih hebat dan mengeluarkan sperma yang sangat banyak,,,,nnngggghhhhhhhhhh....papa terus menggenjoku sambil menjilati semua bagian leherku dan meremas toketku...tanpa mempedulikan aku.....nikmat sekali rasanya,,,rangsangan di atas dan di bawah bercampur menjadi satu,,,,oookkkhhhhh....mmmmmmmhhhhhhhhhhh...kurasakan penis papa berkedut kedut....nnnggghhhhhhhh....akh.akh...akhhhhhh..........papaku langsung menarik penisnya sambil mengocoknya sendiri dan diarahkannya ke mulutku,,,,buka mulutnya sayang,,pinta papaku dan akupun membuka mulutku,,,,aakkkhhhhhhh,,,,dijejalkannya penis itu kemulutku sambil terus di kocok,,,,kumanikan lidahku menjilati bagian bawah penis itu....yyaaahhhhhh.....nikmat sayangghhhhh,,,,ceracau papaku,,,,dan aaaaaaaakkkkkkhhhhhhhh.....spermanya menyembur dengan kuat dan sangat banyak masuk tenggorokanku,,,aku hampir tersedak tapi kutahan,,,,sampai sampai sperma itu meleleh keluar dari mulutku,,,.. Kutelan semua sperma itu,,,kujilati semua sisa sperma itu sampai bersih oohhhhhhhhhhhhh.....gimana rey....enak nggak,,tanya papaku,,,aku mengangguk malu dan tetap menjilati penis papaku. Reyna nyesel nggak,,tanya papaku lagi,,,aku hanya diam saja tak menjawabnya,,,,dalam hati aku berkata mungkin inilah yang bisa kuberikan buat papa yang sekian lama sudah merwatku seorang diri... Setelah itu akupun memunguti pakainku yang berserakan dan pamit untuk mandi, karena badanku diterasa lenglet karena keringat. Di dalam kamar mandi menetes air mataku...karena aku malu sama almarhun mamaku karena aku merasa telah menghianatinya,,,tapi di lain sisi aku merasa sangat senang karena tahu betapa nikmatnya sex itu. Dan semenjak kejadian itu,,kehidupanku berubah 180 drajat. Setiap pap di rumah,,,dia selalu mengajakku berhungan badan dengannya,,,dan akupun tak bisa menolak keinginan papaku itu,,karena memang betapa nikmatnya sex itu.
Cukup sekian dulu cerita sex-ku kali ini,,masih banyak cerita cerita mengenai kehidupan sex-ku yang ingin kubagikan kepada semua,,tetap ikutin terus yah.

Jumat, 31 Mei 2013

Cewek Cantik Toge Dan Bohay






















Cerita Dewasa : Lena cewek bispak yang cantik

Hai, perkenalkan.. namaku Andrew xx, anak bungsu pasangan Ronny xx dan Widya xx (samaran). Keduanya pengusaha-pengusaha senior di Indonesia. Meski terlalu kecil untuk bersaing dengan Liem Sioe Liong atau Prajogo Pangestu, tapi kami masih cukup punya namalah di Jakarta. Apalagi kalo di lokasi pabrik Papa di Semarang atau konveksi Mama di Tangerang.. Eh, aku lupa. Aku biasa dipanggil Andru, tapi di rumah aku dipanggil A Bee atau Abi. By the way, sebenarnya ini adalah kisah tahun 1990. Ya, ini adalah kisah 13 tahun yang lalu..

Tahun itu, aku baru naik kelas 2 SMP. Umurku saat itu masih 13 tahun dan akan 14 Desember nanti. Mm.. SMP-ku dulu lumayan ngetop, sekarang ngga terlalu.. sekarang cuma tinggal ngetop mahal dan borjunya aja. Aku sendiri termasuk yang 'miskin' di sana, abis aku cuma diantar jemput sama ciecie-ku aja sedang yang laen kadang dianter jemput sama sopir pake

mobil sendiri (baca: yang dikasih ortunya buat dia)

Kakak perempuanku yang sulung, Sinta, tapi dipanggilnya Sian buat temen sekolah/kuliahnya. Cie Sian baru-baru aja mulai kuliah. Usianya waktu itu 18 tahun. Sedang kakak perempuanku yang kedua, Sandra, yang biasa dipanggil Sandra atau Apin, baru masuk SMA dan usianya 15. Hehehe.. kalo berangkat aku dan Cie Pin suka nebeng Cie Sian. Tapi kalo pulang, Cie Pin naik bis sedang aku dijemput Cie Sian. Tapi mulai kelas 2 ini aku sudah bertekat pulang naik metro mini atau bajaj sama temen-temen. Cie Sian cuman tersenyum aja aku bilang gitu..

Cuma gara-gara naik bis itu, Tante Vi, sekretaris Mama khusus buat di rumah dan gara-gara kekhususannya itu kami suka ejek dia butler alias "kepala pelayan" hehehe- jadi sedikit sewot. Tapi bagusnya, uang sakuku jadi bertambah. Katanya sih buat naik taksi atau makan di jalan kalo laper. Ya, lumayanlah. Buat ukuran anak SMP tahun 1990, yang meskipun di sekolahan termasuk yang miskin, tapi uang sakuku yang duaratus ribu sehari mungkin ngga kebayang sama temen-temenku yang sok kaya. Lagian aku buat apa bilang-bilang.. kalo gini kan ketauan mana yang temen mana yang bukan.. soalnya anak SMP ku itu dari dulunya, juga pada waktu itu, bahkan sampai sekarang. Terkenal matre.

Well, dan gara-gara kata matre itu pula yang bikin aku bisa ngeseks sama Vonny, anak kelas 3 yang sangat cantik tapi sangat memilih pasangan jalannya itu. Juga sama Mbak Maya, temen SMA nya Cie Pin. Hehehe, untung aja Ci Pin ngga pernah tau sampe sekarang.. pasti heboh waktu itu kalo dia tahu.

Eh, tapi.. aku pertama kali ngerasain yang namanya 'ngentot' bukan sama mereka ini loh.. Pasti kalian ngga pernah kebayang deh sama siapa aku pertama kali ngerasain badan cewek. Oh, bukan sama Tante Vi tadi.. apalagi sama perek atau pelacur (itu sih jijay!hii..) Mau tahu? Sama seorang sales promotion girl bernama Lena.

Ceritanya, siang-siang pulang sekolah kami iseng pengen tau seperti apa sih yang namanya Pameran Produk Indonesia (PPI) di silang Monas. Well, kami liat-liat di sana ternyata sepi-sepi aja kecuali di beberapa stand/gedung pameran seperti mobil. Dan di stand itulah saat itu aku tersadar sudah terpisah sendirian dari temen-temenku.. Rese' nih pada ngga bilang-bilang kalo kehilangan..

"Siang, Ko.. pulang sekolah ya?" seorang dara putih manis berlesung pipit dan berambut ikal sepundak menegurku dengan senyum yang paaling indah menawan yang pernah kusaksikan seumur hidupku. Aku balas tersenyum pada SPG yang ramah tapi agak sok akrab itu, "Iya Cie..", Aku panggil dia Cie sebab jelas-jelas usianya lebih tua daripada aku, mungkin 21 atau 22 tahunan. Aku kan masih 13 tahun dan pasti keliatan karena aku kurus, kecil, pendek, dan masi pake celana SMP..

Ciecie itu tertawa sumringah, "Ih, kamu ini pasti langsung kemari abis sekolah.. bandel, ya?!" candanya dengan senyum menggoda. Aku terkekeh juga, meski rada keki dibilang bandel, "Emang iya. Tapi aku kan udah bilang Cie Sian mau kemari..", Ciecie itu tersenyum ramah, "Ciecie kamu umur berapa?", "18..", jawabnya.

Dia tersenyum, "Mmh ya bolehlah.. berarti kamu ngga kelayapan.."
Aku tertawa, "Hehehe ciecie bisa aja.. "
Lalu aku menudingnya, "Ciecie ini namanya siapa?"
Dengan gaya bak peragawati, dia membetulkan posisi nametag-nya yang miring sehingga dapat jelas kubaca, "M-a-r-l-e-n-a.. Namanya cantik, Cie.."
Dia tersenyum, "Aduh makasih banget, tapinya ngga ada recehan nih.. pake brosur aja ya?"
Aku tersenyum dan mengambil juga brosur yang ia tawarkan.
"Wow, ni mobil keren juga, nih.." aku sampai bersiul terkagum-kagum pada barang dagangannya.. (well, saat itu teknologi DOHC baru pertama kali muncul di Indonesia.. wajar dong kalo aku saat itu kagum berat..)
"Iya, dong.. siapa dulu yang jualan" katanya tersenyum sambil menepuk dada.

Dan saat itulah aku mulai memperhatikan baju kausnya ketatnya yang menonjolkan buah dadanya yang lumayan besar.. hmm.. dan rok mininya yang ketat tipis sepaha itu, seolah-olah bila kakinya terbuka sedikit lebih lebar maka aku dapat melihat celana dalamnya.. Maka tidak usah ditunggu lagi, aku segera mengikuti kemanapun ia bergerak menerangkan presisi dan kemampuan mobil itu, sambil bersyukur jadi orang pendek.

Hehehee.. Beneran deh, dengan tinggiku saat itu yang 134 cm, kalian seolah-olah bisa mengintip isi rok mini Cie Lena yang tingginya 170 cm lebih dan pake sepatu hak tinggi pula. Makanya aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk duduk di dalam mobil sementara ciecie itu menjelaskan dari luar dengan sebelah kaki menginjak sandaran kaki..
Tapi aku yakin mukaku menjadi kemerah-merahan, sebab ciecie ini dari tadi bagaikan tertawa maklum dan betul-betul sapuan matanya menyapu wajahku terus-menerus.. sampai tiba-tiba aku bagai tersadar dari lamunan..

"..gimana? udah keliatan belon?"
aku terkaget-kaget di tempat duduk menatap wajahnya yang tersenyum manis, "apanya, nih?"
dia tersenyum lalu gerakan matanya menunjuk arah diantara kedua kakinya yang membuka sambil berkata pelan, "..celana dalemnya ciecie.."

nah, kebayang kan gimana malunya dan merahnya mukaku saat itu ditembak langsung begitu.. untung dia ngomongnya ngga kenceng. Lalu dia mendekatkan diri padaku dan berkata, "dari tadi ciecie liat kamu berusaha liat dalemannya ciecie, jadi tadi ciecie sengaja angkat kaki sedikit biar kamu engga penasaran.. udah liat, kan? Ciecie pake warna coklat muda..". Aku yakin mukaku semerah kepiting rebus. Tapi Cie Lena tersenyum maklum dan membimbingku bangkit dari tempat duduk sopir dan berkata keras, "Ikut Ciecie ya Ko kecil.. Ciecie akan kasi liat kemampuan ini mobil supaya bisa bilang-bilang sama Papa, ya?"

Dan seorang pria muda berdasi yang berdiri tidak jauh dari kami tersenyum lebar mendengar ucapannya itu sambil mengacungkan ibu jari. Tapi kulihat Cie Lena cuek aja, malah mengerdipkan sebelah matanya padaku.
Kami menuju pelataran parkir luar dimana sebuah mobil serupa dipamerkan dan nampaknya bisa dicoba. Cie Lena memintaku duduk di depan sedang dia sendiri menyetir.

Gugup juga aku waktu liat dia di kursi sopir duduk agak mekangkang sehingga dengan rok mini super pendeknya aku tahu pasti terdapat celah terbuka yang bila aku duduknya maju sedikit pasti aku bisa melihat.. ehmm.. anunya.. yang katanya coklat muda itu..

Cie Lena tertawa geli melihatku rada panik. Melajukan mobil keluar kompleks silang Monas, ia berkata, "Nah sekarang kamu bisa liat celana dalam Ciecie puas-puas tanpa perlu takut ketauan.."
Aku sangat malu. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk menyandarkan kepalaku ke dashboard sehingga bisa mengintip sesuatu diantara kedua paha mulus ciecie ini..

Dia tersenyum, "Namamu siapa sih, Say?"
"A Bee."
Dia tersenyum, "Nama yang bagus."
Lalu dia menoleh menatapku sebentar, "Kamu belum pernah liat cewek telanjang ya, Say?"
Aku menggeleng pelan.
"Pengen tau, ya?" dia tersenyum, "Pasti pernah nyoba ngintipin ciecie-mu ya?"
Kali ini aku mengangguk pelan.
Dia tertawa.
"Mau liat Ciecie telanjang ngga, Say?"
Aku cuma bisa menelan ludah gugup. Ciecie seseksi ini mau telanjang di depanku?
Dia tersenyum, "Tapi Say, Ciecie boleh minta duit kamu sedikit ya? Ciecie perlu bayar uang kuliah sama beli buku nih.."
Aku masih terdiam membayangkan dia telanjang di depanku.. Waah, pasti di antara kakinya itu ada..
"Kamu boleh liat badan Ciecie semuanya, Say.." katanya memutus lamunanku, "Ciecie sayang sama kamu, abis kamu imut sih.."
"Ciecie emang butuhnya berapa duit?" aku memberanikan diri bertanya.
Dia tersenyum dan jarinya menunjuk angka 1..
"I Pay.."
Cuma segitu? Yah, kalo cuma segitu sih.. uang sakuku sehari juga lebih dari itu.. Aduh, dengan uang segitu, dia mau telanjang di depanku supaya dia bisa kuliah..
"Cie.." kataku nekat, gejolak di kepalaku sudah memuncak di napas dan kontolku nih..
"..tapinya aku boleh cium Ciecie, ya?"
Cie Lena agak kaget, aku terlalu polos atau kurang ajar, ya?
Tapi dia tersenyum.
"Makasih, A Bee Sayang.."

Lalu, Cie Lena mengarahkan mobil contoh itu ke sebuah tempat di Kota (aku ngga tau namanya, waktu itu kami kan tinggalnya di Pondok Indah sedang sejauh-jauhnya aku main kan cuma di Blok M). Ia memasukkan mobil ke garasi sebuah rumah kecil di pemukiman yang padat dan jalannya ampun deh jeleknyaa..

Lalu Cie Lena menyilakan aku keluar. Sempat kulihat ia tersenyum pada seorang Empeh-empeh yang lewat, Kudengar ia membahasakan aku ini adik sepupu yang hari ini dititip karena orang tuanya sedang pergi. Wah, kalau sampe sebegitu-begitunya, ini pasti beneran tempat tinggalnya.. Lalu aku mengikutinya masuk ke dalam rumah itu. (Hihihi aku perhatikan ia mengambil anak kunci pintu depan dari balik keset.. Kalo aku maling, habis sudah isi rumah ini..)

"Ini kontrakan Ciecie.." katanya sambil menunjuk ke ruangan dalam, "Ciecie tinggal berempat di sini."
"Yang lainnya kalo ngga kerja ya kuliah.." katanya saat aku bertanya mana yang lain.

Ia membuka kamarnya dan menyilakan aku masuk sementara ia ke ruangan lain mungkin mengambil minuman. Aku perhatikan kamarnya sangat rapi, mirip seperti kamarnya Ci Sian. Bedanya hanya buku-buku kuliahannya sangat sedikit sedang di kamarnya Ci Sian kemanapun kita memandang isinya buku.. Ah, Ciecie ini memang butuh bantuan banyak.

Lalu Cie Lena datang membawa minuman. Tersenyum ramah. Meletakkan gelas di meja belajarnya lalu mengunci pintu dan berdiri bersandar di pintu sambil memandangiku. Aku duduk di kursi belajarnya, setengah gugup. Habis ini, aku akan melihat cewek bugil asli-aslian di depanku.. Nampaknya dia sangat mengerti kegugupanku karena ia lalu berjongkok di sampingku dan memelukku erat-erat. Menciumku pelan. Lalu berkata, "Udah siap liat bodi Ciecie?", Aku mengangguk perlahan. Dia tersenyum dan berdiri sambil membelai pipiku. Ia mulai berdiri menjaga sedikit jarak agar aku bisa melihat semua dengan jelas.

Sebetulnya kalo dipikir-pikir saat itu ia melakukannya dengan cepat, kok.. Tapi dalam tegangku, semua gerakannya jadi slow motion. Ia mulai dengan membuka kaus ketat tipisnya. Melemparnya ke tempat tidur. Tersenyum lebar, ia menepuk perutnya yang putih kecoklatan itu sambil membuat gerakan menciumku.. Lalu ia menarik sesuatu di belakang rok mininya sehingga terjatuh ia menutupi jemari-jemari kakinya menampakkan celana dalam coklat muda yang tadi ia katakan..

Sampai di sini, aku tidak kuat duduk.. batang kontolku menegang dan sakit kalo aku tetap duduk. Ia malah mendekat dan memelukku. Mmmhh.. meski jadi sedikit sesak napas, tapi aku sangat senang.. wajahku kini terbenam di antara belahan buah dadanya.. sedang perutnya menempel pada dadaku.. Oh, aku tentu saja balas memeluknya.. dan terpeluk olehku pinggul dan pantatnya yang sekel itu.. Dan saat terpegang olehku celana dalamnya, spontan aku masukkan jari-jariku ke dalamnya, membuatnya menjerit kecil.. "Aih.. ngga sabaran banget sih Ko kecilku ini.."

Spontan ia melucuti celana dalamnya lalu mengangkat kaki kirinya memeluk pantatku sehingga rambut tipis jembutnya menggesek-gesek perutku.. Aduh ciecie ini.. aku kan pengin liat.. Tapi ia menciumku di pipi dan membimbingku ke cermin yang tertempel di lemarinya memperlihatkan seluruh badan telanjangnya kecuali di sekitar tetek itu.. Aku mengerti. Aku ke belakangnya dan membuka kaitan BH nya sehingga nampak juga akhirnya puncak gunung yang coklat muda indah itu.. membuatku segera menarik tubuhnya menghadapku.. dan mulai meremasinya buah dada itu.. Ia sedikit melenguh dan terduduk di kursi.. Menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sehingga dadanya membusung sedang posisi pinggul dan otomatis memeknya tersodor bagai ingin disajikan.. Aku ciumi teteknya itu lalu aku hisap kuat-kuat membuatnya menggelinjang sampai akhirnya dengan satu sentakan ia mendorongku jatuh ke tempat tidurrnya..
Ia bangkit berdiri setengah membuka pahanya sambil bertolak pinggang menonjolkan dadanya yang masih mancung dan ranum itu..

Aduh aku ngga kuat lagi. Aku buka celana ku sehingga batang kontolku mencuat keluar dengan bebas mengambil posisi tempur.. kucopot juga bajuku sehingga tinggal singletku. Sementara itu ia hanya tersenyum saja.
Lalu ia memegang kontolku, yang segera saja semakin tegang dan membesar..
"Aduh si Ko kecil ini.." katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Udah kerangsang, ya?"
"Iya, cie.. "
Dia cuma tercekikik, dengan genggamannya menahan kulit kulup ku agar tidak menutupi kepala kontolku, ia menotol-notolkan telunjuknya pada kepala kontolku.. dan setiap kali jarinya menyentuh kulit kepala kontolku, setiap kali itu aku merasa tersetrum oleh rasa geli-geli yang aneh..
"Hhh..," aku sampai mendesah kenikmatan, "Cie, 'maen' yuk?"
Dia menatapku geli..
"Maen petak umpet?"
Aku menggeleng tak sabar, "Bukaan. Kayak yang di film-film.."
"Film apa? Donald Duck?"
"Be Ef, Cie.. Ngentot.." akhirnya keluar juga kata itu dari mulutku..
Tapi dia malah menowel hidungku, "Anak bandel, ya? Kecil-kecil udah nonton BF. Kamu udah pernah 'maen', ya? sama siapa?"
Aku menggeleng pelan, "Nonton doang. Pengen sama Ciecie.."
"Tapi ciecie mana puas 'maen' sama kamu. Kamu kan masih anak kecil.."
Lalu dia menunjuk burung-ku
"Punya kamu itu kekecilan. Lagian kamu orang kan belum pernah 'maen', belon tau harus ngapain.."
Adduuh.. aku udah kepengen banget niih..
"Cie Len.. boleh dong, ya? aku kasi Ciecie tiga ratus deh.." aku merengek..
Dia malah tertawa, "Kamu ini mesti anak orang super kaya.. buang duit kayak buang sampah.."
Adduuh.. tolong Cie.. cepet dong..
Dia lalu mencium bibirku sehingga batang kontolku tak urung menyentuh daerah sekitar pangkal pahanya..
"Duit segitu itu separuh uang kuliah Ciecie satu semester, tau nggak?!"
Adduuh Ciecie ini gimana sii.. aku udah ngga tahan nii..
"Cie Len.. ayo dong Cie.."
Cie Lena menghela napas panjang, lalu menatapku sambil menggigit-gigit bibirnya sebelum akhirnya berkata "Sebetulnya Ciecie ngga pengen begini. Tadinya niat Ciecie sama kamu tuh cuma telanjang aja.."
"Tapi Ciecie memang butuh uangnya.."
Lalu ia menghela napas panjang lagi, "Tapi kamu ini masih anak kecil. Ciecie ngga mau ngerusak kamu.."

Aku menatapnya protes. Ia pasti melihat tatapan protesku, tapi ia nampak berpikir keras. Tapi akhirnya ia menggelengkan kepala lalu mencium bibirku. Lalu tubuh telanjangnya itu menelungkup menindih tubuh telanjangku..Ia menciumiku sementara tangan kirinya menyentuh-sentuh kepala kontolku dan ampun deh rasanya luar biasa.. (ternyata butuh beberapa tahun kemudian baru aku sadar kalo orang belum pernah kepegang cewek, cukup disentuh kepala kontolnya rasanya sudah selangit..)

Aku meronta, menggelinjang keenakan.. sekaligus tidak puas.. aku ingin ngentot! Dan akhirmya ia memenuhi keinginanku.. ia menjejakkan kaki kirinya di atas ranjang sedang kaki kanannya di lantai, dalam posisi setengah berlutut sehingga kepala kontolku (yang mungkin masi terlalu kecil buat dia karena usiaku toh juga masi kecil) sedikit melesak di antara dua bukit berhutan jarang itu.. Lalu.. ia menekan pantatnya sedang ia membusungkan dadanya dan mendongak sehingga pandanganku hanya berisi payudara dan puting susu kecoklatannya itu.. plus bonus ujung hidungnya..

Slepp.. nampaknya kepala kontolku sudah mulai melesak masuk.. Ia lalu mengambil posisi berlutut, kedua lututnya tertekuk di atas kasur dan pinggulnya menindihku.. Lalu ia sekali lagi mendesakkan pinggulnya.. Bless.. akhirnya masuk juga.. Aku terpesona merasakan gesekan kontolku dengan dinding dalam memeknya.. Ia tersenyum lagi. Lalu mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.. membuat sensasi luar biasa pada setiap gerakannya yang membuat kontolku bergesekan dengan dinding memeknya.. Ohh.. hh.. Badanku rasanya pelan-pelan terbakar oleh perasaan geli-geli yang menjalar yang dingin..

Lalu ia semakin mempercepat gerakannya. Membuat jalaran geli tadi semakin melebar ke seluruh permukaan kulit tubuhku dan pada saat nampaknya tak tertahankan lagi.. tiba-tiba..
Srr.. srr.. srr.. kurasakan aku 'kencing' dan perasaan geli itu mulai menguap meninggalkan bekas bergetar dingin pada sekujur badanku.. Gerakan Cie Lena berhenti.. Kontolku sudah terlalu lemas sehingga tidak dapat bertahan lebih lama dalam liang memeknya.. Cie Lena memelukku sekali lagi.. Menciumku..

"Gimana, Bee..? Kesampaian, ya..?" katanya dengan senyum menggoda..
"Enak kan 'maen' sama Ciecie..?"
Aku.. aku tidak dapat menjawab. Aku menutup mataku saja sambil tersenyum lebar..
Dan aku pikir dia puas dengan jawaban itu. Soalnya dia mulai menciumku dan memainkan burungku sekali lagi dengan jemari lentiknya..

Ah.. Cie Lena.

Sekarang ini, 13 tahun kemudian, dia masih belum menikah dan kini bekerja sebagai karyawanku di sebuah kawasan perkantoran di xx.. Ya tentu saja kami masih sering melakukannya. Tapi mungkin tidak terlalu sering karena kami masing-masing sudah punya pacar. Hanya saja, ketika kenangan atau gairah itu datang, sedang pacarku tidak ada di tempat, aku tahu ke mana aku bisa menyalurkan hasratku..

Cerita Dewasa : Aku Selingkuh

Aku sedang menonton televisi di kamarku ketika Fay keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidur. Hm.. dia pasti habis cuci muka dan bersih-bersih sebelum tidur. Di kamar tidur kami memang terdapat kamar mandi dan televisi, sehingga aku menonton televisi sambil tiduran. Fay berbaring di sampingku, dan memejamkan matanya. Lho? Dia langsung mau tidur nih! Padahal aku sejak tadi menunggu dia. Lihat saja, si “ujang” sudah bangun menantikan jatahnya.

“Fay! Kok langsung tidur sih?”
“Mm..?”
Fay membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. burungku semakin mengeras. Fay mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman sekali. Fay mencium pipiku. “Cupp..!”

“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.
Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.
“Fay! Faayy..!” aku mengguncang-guncang tubuhnya.
“Umm.. udah maleem.. Fay ngantuk niih..”
Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.

Begitulah Fay. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Fay, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Fay bukannya tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.

Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Fay untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Fay. Siapa tahu dalam mimpi, Fay mau memuaskanku? Hehehe..

Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Fay semasa kuliah dahulu. Kulihat Ami bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Ami tidak punya adik. Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja.

Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yang mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan.

“Paling juga disana dia main cewek!” begitu komentar Ami.
Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan hal yang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana. Saat Fita permisi untuk ke toilet, Ami langsung bertanya padaku.
“Van, loe ama Fay gimana?”
“Baek. Kenapa?”
“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Fay?”
Aku diam saja.

Aku dan Fay memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Fay. Tapi kalau Fay dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Fay. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?

“Kok diem, Van?” pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku.
“Nggak kok..”
“Loe lagi punya masalah ya?”
“Nggaak..”
“Jujur aja deh..” Ami mendesak.
Kulirik Ami. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

“Cerita doong..!” Ami kembali mendesak.
“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku memulai. Ami kelihatan kaget.
“Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!” kecam Ami.
Aduh.., kelihatannya dia marah.
“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” aku sedikit panik.

Tiba-tiba Ami tertawa kecil.
“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”
Saat itu Fita kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor.

Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering. Dari Ami, menanyakan dimana aku berada. Setelah bertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi.
“Van, loe lagi butuh seks ya?”
Aku kaget juga ditanya seperti itu. “Maksud loe?”
“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Fay kenapa?”

cerita seks
“tuh Kelihatan”
Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.

“Mi.. Fay itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong! Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”
Ami tertawa. “Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”
“Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”
“Mana ada perkosa nggak kasar?” Ami tertawa lagi. “Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”
“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”
“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Fay lagi ya?”
“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”

Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi aku tidak menyadarinya.
“Mi, apartemen siapa nih?”
“Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh..”

Fita menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si “ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku?

“Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Ami lembut.
Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di ranjang.
“Ayo berbaring disini, Mas Ivan.”
Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantung mempesona. Ukurannya lumayan juga. Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.

“Gue pijat dulu yaa..” kata Ami.
Kemudian Ami menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Ami tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.
“Enak kan, Van?” Ami bertanya.
Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut..”

Fita meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku.
“Van, perah susu gue ya?” pintanya nakal.
Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih.
“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..”
Payudara Fita terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik. Akhirnya Ami menghentikan pijatan spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.

“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?” kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.
Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Ami juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung kemaluanku dengan kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.

“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”
Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku menyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami. Lemas badanku dibuatnya. Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti. Ami terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

“Aahh.. Ami.. udahan dulu dong..!”
“Kok cepet banget keluar?” ledeknya.
“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.” aku membela diri.
“Oke deh, kita istirahat sebentar.”

Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Fita mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Ami semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fita terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Ami. Aku mulai mengocok maju mundur. Ami melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.

Kucabut batang kemaluanku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanan dan kiri. Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Fita, aku bersedia untuk main course.

Fita nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita. Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami. Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur.

Fita memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan kami. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara.
“Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Fita dengan lantang.

Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.
“Fit.. gue mau keluar nih..”
Fita langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis.

Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Ami berbaring di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Fita masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya.
“Gimana Van? Puas?” Ami bertanya.
“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”
“Gue mandi dulu ya?” Fita memotong pembicaraan kami.
Lalu ia menuju kamar mandi.

“Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan.” Ami menjelaskan.
“Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue nggak keberatan.”
“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!”
Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.
“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Fay bingung lho!”

Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamit dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Fay menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.

“Yaa.. padahal Fay udah siapin makan malem.” Fay kelihatan kecewa.
Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.
“Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.” kataku sambil mencium dahinya.
Fay kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.